0
Korupsi Banjir, Banjir Korupsi !
Posted by Fadhlan L Nasurung
on
11:04 AM
in
Opini
Awal tahun ini
Indonesia sedang dalam status darurat banjir, beberapa daerah disibukkan oleh
meluapnya sungai karena tak lagi mampu menampung debit air yang terlalu besar
disaat sungai semakin dangkal dan menyempit, terlebih intensitas hujan yang
semakin meningkat. Manado dan ibu kota Jakarta menjadi wilayah yang terkena
dampak paling signifikan dari amukan air bah di musim penghujan tahun ini,
dipastikan beberapa daerah lainpun akan menyusul mengingat potensi banjir ada
di hampir seluruh pelosok tanah air, siaga dini harus diberlakukan untuk
daerah-daerah dengan tingkat potensi banjir tinggi.
Disaat banjir
melanda kita umumnya akan langsung menunjuk pemerintah sebagai pihak yang
paling bertanggungjawab, seolah disanalah tombol on-off bencana berada. Ketika pemerintah lalai maka bisa dipastikan
bencana akan datang silih berganti, namun ketika pemerintah amanah maka potensi
terjadinya bencana dapat diminimalisir. Pemerintah itu khalifah (wakil Tuhan)
di muka bumi, mereka punya kuasa untuk mengelolah segala sumberdaya yang ada,
tapi terkadang mereka lalai dan melupakan sumpah baktinya. baik-buruknya
kehidupan negeri ini ditentukan dari baik-buruk pemerintah dan wakil rakyatnya.
Banjir itu tak lebih dari akibat korupsi telah menjadi parasit yang menjerat
bangsa ini, sawah dikorupsi, waduk dikorupsi, sungai dikorupsi, laut, dikorupsi
hingga hutan dan gunungpun ikut dikorupsi. Jadi wajar saja ketika alam tidak
lagi ramah bahkan kepada mereka yang tak bersalah, dan justru masyarakat kecil
yang tak berdosa itulah yang paling banyak menanggung derita ketika musibah
melanda.
Jangan lagi
menyalahkan banjir yang menggenangi rumah-rumah warga ketika musim hujan
datang, toh, kawasan-kawasan hijau yang selama ini menjadi daaerah serapan di
lereng gunung perlahan tergusur, hutan-hutan sudah menjadi padang tanah untuk
perkebunan yang tak jelas milik siapa, yang pasti bukan hak milik anak negeri.
Kawasan pantai ramai-ramai direklamasi, katanya untuk kepentingan investasi
demi kesejahteraan rakyat, kenapa tak sekalian saja laut ditimbun dan diubah
menjadi daratan? Lagi, alam itu bukan objek eksploitasi tetapi ia patner hidup
bagi manusia yang seharusnya didayahgunakan untuk kepentingan bersama dengan
tetap menjaga kelestariannya. Sayangnya tak semua orang berfikir seperti itu,
sedihnya karena alam dunia ini milik orang berduit, katanya! Bencana terbesar
kita adalah ketika orang-orang ngawur memegang kendali atas negeri ini.
Jadi banjir itu
bukan karena bencana alam, tetapi karena bencana kebijakan yang menindas dan
memiskinkan, ditambah syahwat korupsi para pejabat negeri yang over dosis, jangan sampai bantuan untuk
para korban banjirpun ikut dikorupsi, hehe. Banjir juga ternyata menjadi salah
satu sarana pamungkas
untuk meghadirkan rasa simpati dan kepedulian di tengah-tengah masyarakat,
mereka yang punya kepentingan di tahun politik ini banyak yang menyamar sebagai
relawan, ikut membagi-bagi bantuan bagi para korban. Lucunya mereka terkadang
membawa atribut parpol tertentu,
dan jangan salah bisa saja di setiap bingkisan bantuan yang diberikan terdapat
kartu nama lengkap dengan nomor urut, hehe. Yah, banjir juga ternyata bisa
dipolitisasi, anehnya politisasi banjir berlangsung dari hulu hingga ke hilir.
Jangan buang
sampah sembarangan, karena bisa jadi anda termasuk biang kerok terjadinya
banjir, jangan sumbang suara anda kepada sembarang orang, karena jangan sampai
anda termasuk yang mendukung terjadinya banjir korupsi di negeri ini.
Post a Comment