Suara ...
Dikanan-kiri terasa mengusik hening waktu itu ...
Hanya ada nada namun tanpa makna menjiwa ...
Kulirik para si empunya dengan wajah-wajah cerah-ceria ...
Tahu apa kalian tentang dunia?
Namun tak ada pandang menjawabku ...
Enyahlah dari ruang meditasiKu !
Dan juga tak ada yang peduli ...
aku tersadar, aku menyapa mereka melalui makna tapi tanpa suara, kata tanpa nada ...
IdealitasKu tak mampu berdialog dengan realitas mereka ...
inilah idealitas tanpa suara ...
mereka tak akan pernah tahu apalagi mengerti ...
maksudku ...

n_n

|

Rintik . . .
Sambung-menyambung dengan begitu apik . . .
Lagi kau jamah bumi dengan gemercik . . .
Menyambangi pucuk-pucuk lentik . . .

Saat itu aku tergelitik oleh suara kritik . . .
Ketika kau hadir bak sebuah lirik . . .
Memberi hiburan sepersekian detik . . .
Begitu simpatik . . .
Lalu kubilang,, tak perlu aku cantik !!!

Biarlah mereka yang tengah merana-meringkik . . .
Karena terlanjur percaya kepada para elit politik . . .
Yang senang menabur janji selangit . . .
Namun setelah berumah di senayan,, tak lagi pernah melirik . . .

n_n 

|

Tawa . . .
Cicak bersiul dari balik jendela dipojok atas dinding yg remang . . .
menyimak sekawanan muda yg mengisi setengah malam dengan gelak canda-tawa . . .
Aku satu diantara mereka . . .
Membagi banyolan-banyolan mesra yg menggelitik logika . . .
diskusi kekonyolan . . .
sewaktu-waktu semua satu dalam tawa . . .
tak berselang untuk diam-bungkam . . .
jangan biarkan malam sepi-menepi . . .
tak perlu tegang-mengurat untuk menyapa pengetahuan . . .
biarkan suasana terurai dalam kemesraan canda . . .
yang katanya untuk pengawet muda . . .
dibalik suara-suara berlalu lepas itu . . .
ada kehangatan . . .
dan bahwa persahabatan untuk saling membagi kebahagiaan . . .

n_n

|