0
Tentang Air Mata
Posted by Fadhlan L Nasurung
on
10:18 AM
in
Refleksi
Di balik detak jantung
Aliran darah mendesir
Hingga di ubun-ubun
Mata menganga
Ada yang jatuh menimpa kerut
Lewat sudut sempit di pelupuk
Tak lama telunjuk menyambar
Memberi usapan lembut
Aku bertanya apa gerangan yang menimpa
Matanya nanar
Kira-kira duka telah lebih dulu tiba
Membawa berita
Jika memang semua akan selesai dengan air mata
Lalu mengapa banyak yang tertawa?
Bahkan gila
Melihat segala sebagai canda
Dunia tak lagi seperti saat kau balita
Menangis lalu keinginan jadi nyata
Kakimu harus lebih giat menapaki masalah
Tinggalkan dunia dimana kau hanya sibuk meminta
Kita istimewa karena melakukan apa yang kita bisa
Bukan karena sibuk menanam prasangka
Memetiknya sambil terus tidur menikmati buahnya
Seolah meletakkan dunia di atas telapak yang tak kuasa
Akal berkata
Jadikan aku sebagai panglima
Wahyu Tuhan sebagai pedoman sempurna
Akan ku ajak kau menapaki arah
Dimana air mata akan hina untuk jatuh begitu mudah.
Aliran darah mendesir
Hingga di ubun-ubun
Mata menganga
Ada yang jatuh menimpa kerut
Lewat sudut sempit di pelupuk
Tak lama telunjuk menyambar
Memberi usapan lembut
Aku bertanya apa gerangan yang menimpa
Matanya nanar
Kira-kira duka telah lebih dulu tiba
Membawa berita
Jika memang semua akan selesai dengan air mata
Lalu mengapa banyak yang tertawa?
Bahkan gila
Melihat segala sebagai canda
Dunia tak lagi seperti saat kau balita
Menangis lalu keinginan jadi nyata
Kakimu harus lebih giat menapaki masalah
Tinggalkan dunia dimana kau hanya sibuk meminta
Kita istimewa karena melakukan apa yang kita bisa
Bukan karena sibuk menanam prasangka
Memetiknya sambil terus tidur menikmati buahnya
Seolah meletakkan dunia di atas telapak yang tak kuasa
Akal berkata
Jadikan aku sebagai panglima
Wahyu Tuhan sebagai pedoman sempurna
Akan ku ajak kau menapaki arah
Dimana air mata akan hina untuk jatuh begitu mudah.
Post a Comment