0
Doa Untuk Gurutta'
Posted by Fadhlan L Nasurung
on
8:08 AM
in
Opini
Dalam sejarah penyebaran Islam, para Ulama memegang peran nomor wahid
dalam proses transmisi dan tranformasi ajaran Islam dari generasi ke generasi
dan dari satu tempat ke tempat lainnya, hingga kini Islam menjadi agama yang
dianut oleh hampir seperempat dari jumlah manusia yang hidup di bumi dan
tersebar dihampir seluruh pelosok jagad. Ajaran Islam disebarkan melalui
berbagai cara dan metode, dari pendekatan politik kekuasaan hingga pendekatan
kebudayaan. Penyebaran islam melalui otoritas politik dalam sejarah dilakukan
oleh para penguasa muslim yang menjadi pemimpin dalam sebuah Negara (daulah)
baik dengan cara perjanjian damai (arbitrase), maupun dengan cara penaklukkan
wilayah, dengan senantiasa berusaha menghindari pemaksaan keyakinan kepada
penganut agama lain diwilayah taklukan. Sedang penyebaran Islam melalui pendekatan
kebudayaan dilakukan oleh para Ulama sufi yang senantiasa menempuh jalur dialog
untuk mencari titik temu dengan agama dan keyakinan lokal masyarakat setempat
yang berlangsung secara kultural dan gradual.
Ulama Ummat
Di Indonesia Islam menjadi agama yang dianut oleh mayoritas masyarakat, masyarakat
Islam Indonesia yang terdiri dari berbagai latar belakang social dan budaya
dengan tingkat pendidikan berbeda-beda, tak mungkin seluruhnya dapat mengkaji
dan mengambil produk hukum dari Al-Qur’an dan Hadist secara langsung, sehingga
dibutuhkan peranan para Ulama yang diyakini memiliki kapasitas keilmuan yang
mumpuni, hal itu direfleksikan melalui keluhuran ahlak dalam berinteraksi
dengan masyarakat luas, tanpa memandang status sosial mereka. Untungnya di
Indonesia terdapat banyak organisasi masyarakat (ormas) Islam yang senantiasa
berkontribusi aktif dalam mendakwahkan, membangun dan menyebarkan pemahaman kepada
Ummat tentang berbagai hal yang menyangkut ajaran Islam. Sebut saja Nahdlatul
Ulama (NU), Muhammadiyah, Daru Da’wah wal Irsyad (DDI), Sarekat Islam, Wahdah
Islamiyah dan banyak lainnya. Masing-masing ormas tersebut memiliki Ulama-ulama
yang senantiasa menjadi rujukan dalam menggali pemahaman seputar ajaran Islam,
baik yang berdimensi ukhrawi maupun duniawi.
Ormas-ormas Islam tersebut memiliki perbedaan hanya dalam beberapa soal-soal
furuiyyah (cabang-cabang ajaran agama) , namun tetap sama dalam soal ushuliyyah
(prinsip ajaran agama), sehingga sering terjadi perdebatan-perdebatan tentang
perkara-perkara yang diterima oleh ormas yang satu namun ditolak oleh ormas
lainnya. Namun semua itu harus dipandang sebagai bagian dari dinamika pemahaman
dan khazanah ajaran agama islam.
Beberapa Ulama dari ormas tersebut diikuti bukan saja oleh ummat Islam
dalam komunitas organisasinya, tetapi juga oleh kalanagan ummat Islam secara
luas, bahkan terdapat Ulama yang juga diterima dan dihormati oleh tokoh-tokoh
agama lain, karena sikap moderasi dan toleransinya yang tinggi.
Ulama yang berasal dari terminologi bahasa arab berarti orang yang memiliki
ketinggian ilmu yang berbeda dari kebanyakan mereka yang memiliki ilmu, istilah
ini berbeda dengan ‘alim yang berarti
orang yang berilmu sebagaimana manusia yang memiliki ilmu pada umumnya. Para
Ulama memiliki maqam spiritual yang berbeda-beda, pada beberapa
Ulama kharismatik seringkali dijumpai hal-hal istimewa yang diyakini sebagai
tanda-tanda kewalian (karamah), kewalian menunjuk pada sebuah kualitas
spiritual seorang Ulama yang akan senantiasa memancarkan kerahmatan dan
keberkahan karena kedekatannya dengan Sang Khalik. Sehingga tak heran
ketika masyarakat seringkali mendatangi Ulama-ulama kharismatik, baik dengan
tujuan menuntut ilmu ataupun sekedar bersilaturrahim sebagai wasilah (media)
untuk memperoleh keberkahan dari Allah swt. Harus difahami bahwa keulamaan
bukanlah gelar yang disematkan kepada sesorang secara legal-formal, tetapi
merupakan hasil konsensus masyarakat luas yang lahir dari kesadaran kolektif
untuk memuliakan seseorang yang memiliki ketinggian, kedalaman dan keluasan
ilmu yang kemudian mengabdikan diri untuk membimbing, mencerahkan dan mengayomi
ummat.
AGH Sanusi
Baco Lc
Anre Gurutta’ merupakan sebutan lain dari Syaikh (bahasa arab) atau kiyai
(bahasa jawa), yang merupakan gelar keulamaan dalam masyarakat Bugis-Makassar.
Hal Ini menjadi isyarat bahwa proses penyebaran Islam di Sulawesi selatan
umumnya berlangsung secara kultural, para Ulama senantiasa menggunakan
istilah-istilah lokal yang akrab dengan masyarakat
dalam proses dakwahnya, inilah yang oleh Gus Dur disebut sebagai pribimusasi
Islam, sehingga ajaran Islam mudah difahami dan diterima oleh masyarakat.
Penulis pernah nyantri di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum yang terletak
di Kabupaten Maros, pesantren tersebut berdiri tahun 2001 dibawah pimpinan AGH
Sanusi baco Lc. Gurutta’ sanusi (sapaan akrab beliau) merupakan Ulama
kharismatik Sulsel yang dikenal dengan kelembutan sikap dan tutur katanya, beliau
adalah ketua MUI Sulsel yang tak tergantikan sejak diberi amanah untuk
menahkodai organisasi para Ulama ini, beliau juga sekaligus sebagai Rais
Syuriah Nahdlatul Ulama Sulsel. AGH. Sanusi Baco adalah satu diantara banyak
tokoh Islam yang dapat diterima oleh ummat Islam secara luas dari berbagai
kalangan dan golongan. Bahkan beliau juga memiliki hubungan yang baik dan penuh
keakraban dengan banyak tokoh-tokoh lintas agama, ini menunjukkan kualitas
keulamaan beliau yang benar-benar merefleksikan Islam yang rahmatan lil alamin.
Telah beberapa pekan AGH. Sanusi Baco dirawat di rumah sakit, beliau
dirawat selama semingu lebih di rumah sakit Awal Bros Makassar, sebelum dirujuk
ke rumah sakit Jantung Harapan Jakarta, dimana pada tahun 2009 beliau juga
sempat mendapatkan perawatan disana. Pada jumat (5/12/2014) sempat beredar
kabar melalui blackberry messenger (BBM)
bahwa beliau telah wafat, namun kabar yang mengagetkan banyak kalangan tersebut
ternyata hanyalah hoax yang bersumber entah dari siapa. Pasca beredarnya kabar
tersebut penulis menyempatkan diri menjenguk beliau di ruang perawatannya,
dalam perjumpaan yang sangat singkat itu,kondisi beliau terlihat semakin membaik. Semoga
beliau segera diberi kesembuhan untuk kembali hadir di tengah-tengah Ummat,
apalagi di usia beliau yang kini telah menginjak 77 tahun,
besar harapan agar beliau senantiasa diberi kesehatan dan usia yang panjang,
mengingat Ummat masih sangat membutuhkan sosok Ulama seperti beliau, yang
senantiasa mengajarakan ilmu sekaligus ketauladanan.
Post a Comment