1
Malam-Malam Makassar
Posted by Fadhlan L Nasurung
on
12:32 PM
in
Refleksi
Aku kembali duduk dilingkupi bayang-bayang malam
Meresapi setiap hempasan angin yang datang mengendap-ngendap
Dalam keremangan, bahkan gelap tak sudi untuk sekedar lewat
Karena pada malam, gelap tergusur dari waktu ke waktu
Meresapi setiap hempasan angin yang datang mengendap-ngendap
Dalam keremangan, bahkan gelap tak sudi untuk sekedar lewat
Karena pada malam, gelap tergusur dari waktu ke waktu
Jalan-jalan kota memang tak seindah setapak di
tepian danau
Tak pula se-eksotis lorong-lorong di bawah rerimbunan pohon hutan tropis
Atau, jangan pernah mencari ketentraman di balik sunyi-senyap halaman raya
Bahkan di setiap keramaian, disanalah ketenangan justru ada, entah hanya sekedar singgah
Di sepanjang jalan, terkadang kekhawatiran menunjuk-nunjuk siapapun yang sekedar mendahului
Tak pula se-eksotis lorong-lorong di bawah rerimbunan pohon hutan tropis
Atau, jangan pernah mencari ketentraman di balik sunyi-senyap halaman raya
Bahkan di setiap keramaian, disanalah ketenangan justru ada, entah hanya sekedar singgah
Di sepanjang jalan, terkadang kekhawatiran menunjuk-nunjuk siapapun yang sekedar mendahului
Inilah kota para Karaeng, para Daeng
Kota dunia benda-benda, bukan kota Manusia
Tembok, baja dan roda-roda hidup sejahtera
Kota dunia benda-benda, bukan kota Manusia
Tembok, baja dan roda-roda hidup sejahtera
Di sini hampir-hampir tak lagi nampak perwujudan
siri' na pacce'
Sipakatau samar-samar terdengar dari alunan lagu lawas milik seorang tua renta
Sipakainga' kini menjadi tabu di ruang-ruang gemerlap dengan kilau cahaya modernitas
Sipakalebbi' tinggal menjadi prasasti tentang dongeng purba seorang Manusia Bugis-Makassar
Sipakatau samar-samar terdengar dari alunan lagu lawas milik seorang tua renta
Sipakainga' kini menjadi tabu di ruang-ruang gemerlap dengan kilau cahaya modernitas
Sipakalebbi' tinggal menjadi prasasti tentang dongeng purba seorang Manusia Bugis-Makassar
Seorang guru pernah berpesan
Jikalau Manusia tak lagi Memanusiakan
Itu pertanda zaman telah semakin menua
Tak lama, hari yang dijanjikan itu akan tiba
Jikalau Manusia tak lagi Memanusiakan
Itu pertanda zaman telah semakin menua
Tak lama, hari yang dijanjikan itu akan tiba