0

Imperfect

Posted by Fadhlan L Nasurung on 9:03 AM in

Malam itu aku tersudut dalam sebuah opium kebersalahan mutlak
Bak pencuri sandal jepit yang dihakimi setengah mati
Oleh mereka yang mendeklarasikan “Aku” tak sempurna
Tepuk tangan meriah membahana, riuh menentang hening malam
Aku hanya tertawa, lucu rasanya. . .
Diamku berkata
Layak kau gugat ketidaksempurnaan ini, ketika kau mengira dirimu sempurna
Celoteh-celoteh polos yang kau bisik tiap senja berpulang
Menyoal diri yang tak padu dengan harapan masa kecilmu
Melihat dunia hanya hitam dan putih
Kau giring kabut-kabut ragu hampiri setiap celah karang inginmu
Larut dalam emosi-emosi skeptis
Ketika sempurna memang ada, mengapa banyak yang menghina Nuh, memusuhi Musa, membenci Ibrahim, menolak Isa, dan mencaci maki Muhammad tak habis-habisnya ?
Kau butakan setiap mata hingga tabu akan fakta
Kau hanya mengulang memorial cerita-cerita suku maya yang telah hilang dalam sejarah
Maka aku pikir kau sedang mengangkasa
Sehingga lupa akan gravitasi yang sewaktu-waktu bisa menghempaskanmu hina
Kau perlu mengenal lemah yang selalu menjadi tersangka
Karena kekurangan akan mempersaksikan dia sebagai terdakwa
Yang pantas menghuni penjara-penjara caci-maki
Kata mereka yang mengaku sempurna . . .
Aku bodoh telah terlibat dalam sekenario kebersamaan ini
Ketika perbedaan  hanya menjadi subordinasi dini
Padahal perbedaan itu yang pertama meng-ada saat Tuhan mencipta
Mungkinkah kau lupa ?
Atau kau yang hanya ada namun tak ber-ada ?
Yang akhirnya secara sadar menghakimi diri tak sempurna. . .
Ingat sahabat, Ketidaksempurnaan adalah milik kita bersama . . .



|
0

Pendidikan : Ritus Kegamangan

Posted by Fadhlan L Nasurung on 8:48 AM in
 Kisah Mahasiswa Baru

Seorang mahasiswa berambut ikal mengacungkan tangan, suaranya yang bass terdengar jelas mengeluarkan kata-kata yang tidak biasa, tegas namun sedikit menggelitik. Dia mengomentari seorang dosen yang mengatakan "Mahasiswa terbaik adalah mereka yang mampu menyelesaikan kuliah dengan cepat sesuai dengan regulasi yang ditetapkan universitas, maka dari itu saya menghimbau kepada kalian semua untuk tekun  belajar dan aktif mengikuti proses perkuliahan serta sebisa mungkin menghindari aktifitas apa lagi terlibat dalam organisasi-organisasi kampus yang tidak jelas orientasi dan tujuannya itu. Lihat para dosen kalian banyak diantara mereka yang tidak berorganisasi pada waktu kuliah, toh,, bisa menjadi PNS". Semua murid terdiam, banyak diantara mereka yang manggut-manggut tanda setuju, ada pula yang hanya sibuk dengan tatapan kosong membayangkan masa depan dengan penuh harapan. Namun tidak untuk dia, yang dengan percaya diri berkata " Apa yang menjadi jaminan rajin kuliah, IPK 04,00, kemudia lulus dengan nilai cumlaude lantas akan menjadi mahasiswa sukses ? Lalu bagaimana dengan alumni perguruan tinggi negri dan swasta yang bermodalkan secarik kertas ijazah dengan nilai yang sempurna yang kesehariannya hanya diisi dengan jogging mencari kerja sana sini hingga berprofesi sebagai pelamar kerja "abadi" ? Sebenarnya ini pertanyaan namun sekaligus pernyataan yang membuat sang dosen jadi bingung dan berfikir keras. Kelas hari itu berlalu tanpa sepatah jawaban yang minimal bisa mengurangi keresahan anak muda yang sedang terkena candu pengetahuan itu, maka biarlah hal itu menjadi PR buat sang dosen.

Sejarah yang Terhianati

Itulah potret kecil dunia pendidikan kita hari ini, lembaga yang seharusnya menjadi ladang menumbuh suburkan kader-kader intelektual yang kritis lagi berkarakter justru menjadi tempat merebaknya aroma pragmatisme dan ketidakberdayaan pengetahuan. Sejarah pendidikan Indonesia ketika ingin merunut jauh dalam kesejarahannya, jauh sebelum negara dan bangsa " Indonesia" itu ada, peradaban pengetahuan di wilayah-wilayah yang dulunya berupa lokalitas-lokalitas yang esklusif itu telah tumbuh sebuah peradaban pengetahuan yang cemerlang. Masa keemasan itu berlangsung dalam sistem feodalisme yang bertahan selama berabad-abad lamanya, membentuk citra yang luhur dan sekaligus menjadi magnet yang menggiring kolonialisme masuk menjadi pengaruh terburuk sepanjang sejarah. Fakta sejarah kebesaran itu tertulis rapi dalam lembaran-lembaran teks sejarah, semisal kemasyuran Sriwijaya di sumatera, kebesaran majapahit di Jawa dan beberapa kerajaan-kerajaan besar di wilayah timur (Nusantara) yang pernah menguasai wilayah hingga kesebrang lautan dan samudera nan jauh. Sebut salah satu karya paling monumental dalam sejarah kesusastraan dunia, tidak lain yaitu kitab Lagaligo yang menjadi kitab kuno terpanjang di dunia mengalahkank   kitab Mahabrata dari India. Peradaban seperti apakah yang mampu melahirkan maha karya sebesar itu ? tidak mungkin sebuah peradaban kecil atau biasa-biasa saja, namun pastilah sebuah peradaban yang besar untuk konteks masa itu bahkan hingga masa sekarang.

Tidak dapat dipungkiri model pendidikan kita hari ini adalah warisan kolonialisme yang masih terus dillestarikan. Sistem pendidikan yang sangat formalistik semakin menjauhkan diri dari fungsi dan tujuan pendidikan itu sendiri, melanggar UUD dasar 1945 secara konstitusional dan menghianati cita-cita pendidikan yang luhur. Model pendidikan pesantren yang diklaim lahir dari rahim kultural masyarakat indonesia juga menjadi gagap menghadapi tantangan zaman yang kian dikuasai oleh dominasi barat yang imperialistik. pengetahuan yang multi perspektif menjadi sangat kering akan nilai-nilai humanisme dan cinta terhadap kehidupan alam yang makin hari makin rusak akibat eksploitasi tak berhati. Ilmu dan pengetahuan yang semestinya diimplementasikan untuk menjaga kelestarian alam dan ras manusia justru digunakan untuk saling menegasikan satu sama lain. Sehingga wajar saja ketika alam semakin tidak bersahabat dan manusia semakin menjadi binatang yang berfikir namun tidak berakal.




|

Copyright © 2009 Manusia Cipta All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.