0

PMII : Sekolah Perjuangan

Posted by Fadhlan L Nasurung on 12:51 AM in


Kebaikan yang tidak terorganisir akan dikalahkan oleh kejahatan yang terorganisir (Imam Ali bin Abi Thalib)

Sejarah manusia adalah sejarah kebenaran vis a vis kebatilan, kebaikan versus kejahatan, kaum yang ditindas melawan kaum yang menindas (pertarungan kelas), sejak peristiwa penolakan Iblis untuk bersujud kepada Adam hingga pembunuhan yang dilakukan oleh Qabil terhadap Habil, sejarah pertarungan dua sisi kehidupan tersebut dimulai, bahkan Allah swt mengabadikan sejarah kekejaman Fir’aun dalam Al-Qur’an. Imam Ali bin Abi Thalib ra telah memperingatkan bahwa kebaikan yang diperjuangkan secara individu akan dikalahkan oleh kejahatan yang dilakukan secara kolektif, maka dari itu memperjuangkan kebaikan tidak hanya cukup dengan niat yang ikhlas, keyakinan yang kuat, dan komitmen yang teguh, tetapi sebagai salah satu prasyarat agar sebuah agenda perjuangan dapat tercapai adalah adanya kolektifitas yang terlembagakan (organisasi).

Tentunya atas dasar keinsyafan itulah Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) didirikan, sebagai sebuah organisasi mahasiswa pelestari ajaran Ahlu Sunnah wal Jama’ah, ajaran Islam yang senantiasa menghargai pluralitas sebagai sebuah kodrat kehidupan, menghormati nilai-nilai budaya dan tradisi lokal yang luhur dan konsisten memperjuangkan sebuah tatanan sosial-ekonomi-politik yang berkeadilan. Setelah lebih dari 54 tahun berdinamika, PMII telah melahirkan puluhan ribu kader yang tersebar di seantero Nusantara, proses kaderisasi yang merupakan urat nadi organisasi tak boleh mengenal kata cuti apalagi berhenti, karena setiap zaman melahirkan generasi dan setiap generasi akan lahir pemimpin yang akan menjadi ujung tombak peradaban di eranya.

Beda konteks beda sejarah, dengan persebaran cabang merata di seluruh wilayah Indonesia, PMII telah banyak berkontribusi aktif dalam agenda-agenda gerakan di semua lini, bahkan telah banyak merasakan asam-pahit perjuangan dari era runtuhnya orde lama hingga punahnya tirani otoritarianisme orde baru, sejak reformasi bergulir kita seolah kehilangan arah paradigma gerakan, hampir semua arganisasi cipayung menjadi bulan-bulanan rezim yang dibangun atas landasan demokrasi dan liberasi. Gerakan mahasiswa seolah-olah tidak lagi perkasa malah justru impoten, maka memformulasikan sebuah konsep dan paradigma gerakan baru dengan berbagai ketidakpastian multidimensi yang sedang mewabah adalah sebuah kefardhuan yang diharapkan mampu terkonsolidasikan di semuah level struktur dan kultur, sehingga kolektifitas gerak dengan manufer-manufer yang terukur dapat menjadi mode gerakan alternatif  yang juga solutif terhadap berbagai problematika yang ada.

Ber-PMII sejatinya adalah sebuah proses yang paling tidak membutuhkan keihklasan, kesabaran, konsistensi dan semangat juang tinggi, karena hanya dengan begitu seorang yang sedang menjalani suluk perjuangan ber-PMII dapat bertahan ditengah berbagai godaan syahwat pragmatisme dan apatisme, era dimana kita hidup hari ini memiliki tingkat problematika yang begitu kompleks, sehingga penghayatan terhadap Zikir, Fikir dan Amal shaleh yang menjadi landasan spirit perjuangan PMII harus senantiasa digalakkan, mengingat seringkali sebuah agenda perjuangan menjadi mandeg, stagnan, bahkan mengalami disorientasi karena ketidakfahaman terhadap landasan ideologis-filosofis-historis dan semakin jauhnya agenda perjuangan dari nilai-nilai dasar yang menjadi platform organisasi.

Menjadi bagian dari PMII adalah menjadi generasi pemegang estafet perjuangan ajaran Islam dan cita-cita kemerdekaan Indonesia, karena penting difahami bahwa PMII adalah organisasi kemahasiswaan yang bercirikan ke-Islaman dan ke-Indonesiaan sekaligus, bagi PMII cinta terhadap agama (Islam) harus senantiasa dibarengi dengan cinta terhadap tanah air dan bangsa. Perjuangan PMII adalah perjuangan untuk agama, bangsa dan ummat manusia, sebagai sebuah manifestasi dari ajaran Islam yang rahmatan lil alamin, landasannya adalah konsep persaudaraan yang dianut oleh PMII, yakni ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah dan ukhuwah insaniyah.

Inilah PMII dengan segala lika-liku dan pernak-perniknya, sehingga dibutuhkan sebuah niat yang adi luhung untuk menjadi “PMII” seutuhnya, karena Al-ashlu fi umuri bimaqsudiha (asal dari segala urusan adalah niatnya), dalam sejarahnya kaum muda (Mahasiswa) selalu menempati posisi terdepan dalam gerak perubahan sejarah sejak Indonesia meprokamirkan diri menjadi Negara merdeka, dan PMII menjadi bagian yang paling menentukan dalam membaca gerak zaman, merumuskan konsepsi, melakukan kritik intelektual dan menggerakkan aksi massa untuk menggugat rezim yang tak lagi berpihak kepada kepentingan rakyat. Perjuangan hari ini secara strategis-metodologis tak harus sama dengan perjuangan di masa lalu, tetapi spirit dan nilai serta tujuan yang di anut harus tetap sama, yakni demi kemaslahatan dan kepentingan ummat.

Di akhir tahun 2015 yang akan datang bangsa Indonesia akan menghadapi Asean Economy Community/Asean Free Trade Area, yang sudah terlanjur disepakati oleh pemegang kebijakan negeri ini, dan pasti bahwa tantangan kedepan akan datang silih berganti untuk menguji kekuatan dan kualitas sumberdaya manusia Indonesia (baik secara agama, sosial, ekonomi, politik dan kebudayaan). Oleh karenanya orientasi kaderisasi PMII kedepan harus diarahkan pada pembentukan insan-insan yang memiliki ketakwaan, intelektualitas dan profesionalitas (skill dan kompetensi) dalam berbagai bidang, sekiranya itulah yang menjadi langkah kongkret untuk tak berhenti berjuang dan berkontribusi untuk tatanan zaman yang lebih baik, dan itu hanya bisa dilakukan oleh insan-insan Ulul Albab sesuai dengan tujuan didirikannya PMII.

|
0

Berkalang Waktu

Posted by Fadhlan L Nasurung on 10:13 AM in

Bertarung dengan malam
Menatap Kemahaan_Nya di dataran gelap
Ada yang duduk di tepi gubuk, mengadu!
Ada yang sibuk bercengkrama dengan waktu

Di pojok sebuah peraduan, hidup seorang tua renta
Bewajah lusuh, kumuh berkain kusut
Ditemani kenangan masa lalu
Dimana waktu dan peristiwa pernah bersepakat akan sesuatu

Hidup tak sama sekali tentang apa
Tetapi tentang bagaimana dan untuk apa
Ketika muda, jasad begitu angkuh seolah telah memiliki waktu
Dikala tua, keperkasaan hanya berbekas lewat guratan zaman di sekujur tubuh

Lalu mengapa kita tak juga sadar?
Masa telah sekian kali mengalami pasang surut
Sedang cerita kita belum juga usai
Atau memang, kita hanya mendaur ulang semua episode yang telah lalu

Mari sejenak
Kita duduk menyaksikan skenario Tuhan
Hanya dengan begitu, kita akan benar-benar bersimpuh
Karena semua akan musnah dikalang waktu


|

Copyright © 2009 Manusia Cipta All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.